Wednesday 16 September 2015

KLASIFIKASI PEKERJAAN SUNGAI

KLASIFIKASI PEKERJAAN SUNGAI
Sungai merupakan sistem yang teratur dimana segala macam komponen penyusun sungai memiliki karakteristik tertentu. Karakteristik ini menggambarkan kondisi spesifik sungai yang bersangkutan. Sistem sungai alamiah merupakan sistem sungai yang teratur dan komplek yang setiap komponennya saling berpengaruh satu sama lain (Maryono, 2002). Keteraturan alur sungai berkaitan dengan bentuk alur dengan kemiringan memanjang dasar sungai, apakah alur sungai itu lurus, meander, atau bercabang.
A.  Perbaikan dan Pengaturan Sungai
Dewasa ini, pola dan cara pembangunan dan pemanfaatan potensi sungai negara-negara berkembang termasuk Indonesia, meniru cara-cara tahapan awal yang dilakukan oleh negara-negara maju abad-abad sebelumnya. Pengembangannya banyak ditekankan pada hidraulik murni yang tidak mempertimbangkan faktor ekologi dan dampak dari pembangunannya. Cara-cara lama tersebut di negara maju sudah menunjukkan dampak buruk, seperti banjir, erosi, kerusakan ekologi lingkungan secara terus menerus, sehingga cara tersebut sudah tidak digunakan lagi dan beralih ke konsep ekohidraulika. Konsep ini merupakan metode yang relatif murah, aman, dan keberlanjutannya tinggi, serta memiliki dampak positif konservasi air dan ekosistem yang tinggi. Perencanaan perbaikan dan pengaturan sungai mempunyai tujuan yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan suatu lembah sungai, serta kebutuhan masyarakat. Perbaikan alur sungai bertujuan antara lain untuk pencegahan terhadap bahaya banjir yang disebabkan adanya sedimentasi yang mana berakibat kapasitas alur sungai tidak mencukupi dalam menampung debit sungai serta mengusahakan agar alur sungai senatiasa dalam keadaan stabil. Sehingga mempermudah pemanfaatan air, yang mana penyadapannya juga lebih mudah, pelestarian lingkunganpun dapat terjamin.
1.    Perbaikan Sungai
a.    Pembangunan Sungai Dengan Konsep Hidraulika Murni
Konsep pembangunan hidraulika murni tidak mempertimbangkan aspek ekologi dan dampak yang akan terjadi setelah pembangunan. Metode ini telah merubah penampilan alami dan alur alamiah sungai menjadi buatan yang berbentuk trapesium dengan alur relatif lurus.
Beberapa pembangunan sungai yang dilakukan dengan konsep hidraulika murni antara lain normalisasi sungai berupa pelurusan, sudetan, penyempitan alur, penyederhanaan tampang sungai. Kegiatan lainnya adalah koreksi dan rekayasa sungai pada pembangunan transportasi sungai, regulasi sungai, proteksi tebing, pengerukan, dan penaikkan elevisi muka air.

1)      Pelurusan Sungai
Tujuan dari pelurusan sungai ini adalah untuk mengurangi banjir lokal, meningkatkan kebersihan kawasan, memperpendek lintasan transportasi, kemudahan navigasi transportasi sungai dan pembangunan hydropower plan. Dengan beda tinggi yang sama dan panjang alur yang lebih pendek, akan menghasilkan slope yang lebih besar sehingga kecepatan aliran tinggi. Indikasi dampak negatif dari pelurusan sungai ini adalah retensi tahanan aliran berkurang, peningkatan sedimentasi di daerah hilir, dan erosi di daerah hulu. Pemendekkan berdampak menurunkan tingkat peresapan (waktu untuk meresap ke dalam tanah) yang mengakibatkan banjir di hilir dan kekeringan (saat musim kemarau), sehingga konservasi air di hulu rendah.

2)      Penyudetan
Sudetan adalah usaha menyudet sungai yang bermeander di tempat-tempat tertentu, sehingga air sungai tersebut tidak melewati meander lagi, namun melintas langsung melewati saluran sudetan baru. Tujuannya adalah untuk mempercepat aliran air menuju ke hilir sekaligus mendapatkan tanah untuk pertanian serta mengurangi banjir lokal. Indikasi dampak negatif dari sudetan adalah retensi tahanan aliran berkurang, peningkatan banjir dan sedimentasi di daerah hilir, dan erosi di daerah hulu. Terjadinya oxbow buatan yang terisolir sehingga menyebabkan ekosistem mati, menjadi sarang nyamuk, dan pembuangan sampah, bahkan menjadi wilayah pemukiman.

3)   Pembuatan Bendung
Pembuatan bendung merupakan salah satu rekayasa di sungai untuk mengatur muka air sungai dan alur sungai. Indikasi dampak dari kegiatan ini adalah percepatan arus, erosi, dan sedimentasi di berbagai lokasi. Diperlukan pemeliharaan secara intensif dan terus-menerus.

4)   Proteksi Tebing
Proteksi tebing adalah rekayasa sungai untuk memperkuat tebing dari gaya gelombang yang disebabkan oleh kapal atau dari arus sungai. Indikasi dampak negatif yang timbul akibat perkerasan tebing adalah terjadinya kepunahan ekologi sempadan sungai karena kondisi habitat ekosistemnya berubah total. Tumbuh-tumbuhan sepanjang pinggir sungai dihilangkan diganti dengan pasangan batu kosong atau isi.

5)        Penyempitan Alur
Penyempitan alur merupakan usaha/pembangunan sungai yang merubah tampang melintang sungai alamiah menjadi alur dengan tampang teknis yang sempit. Penyederhanaan profil tampang sungai menjadi berbentuk trapesium atau segiempat. Profil ini dibuat dengan tujuan mempermudah pemeliharaan, mendrain kawasan, membersihkan kawasan, dan juga mempermudah hitungan hidroliknya. Dampak negatifnya adalah berkurangnya retensi alur sungai, rusaknya ekologi sungai, dan menurunnya konservasi air.

6)        Pembuatan Tanggul
Pembuatan tanggul memanjang sungai adalah rekayasa teknik hidro dengan tujuan untuk membatasi limpasan atau luapan air sungai, sehingga banjir dapat dihindari. Namun kelemahannya adalah apabila terjadi kegagalan tanggul akan mengarah kepada jebolnya tanggul akibat rembesan karena bocoran konstruksi lapisan kedap air dan over tapping. Selain itu, bangunan ini tidak mampu menahan genangan yang relatif lama (lebih dari 2 hari).

7)        Pengerukan Alur Sungai
Pengerukan adalah rekayasa sungai yang dilakukan untuk memperbaiki alur dan tampang melintang sungai untuk pelayaran. Indikasi dampak pengerukan ini adalah penurunan resistensi alur sungai karena biasanya dilakukan jika di tengah-tengah sungai ada pula gundukan pasir elemen sungai lainnya termasuk vegetasi tepi sungai tranportasi sungai.

8)        Pembangunan Bendungan
Bendungan bertujuan membendung air sehingga didapatkan sejumlah volume air yang bisa digunakan untuk keperluan tertentu (misal memutar turbin kaitannya dengan pembangkit tenaga listrik, pengairan, konservasi dan rekreasi). Indikasi dampak negatif dari pembangunan bendung ini adalah interupsi ekologi sungai (misal fish migration) dan interupsi transport sedimen sungai. Akibat lain dari pembuatan bendung atau bendungan melintang sungai adalah terjadinya penggenangan (inundating) di bagian hulu bangunan, berkurangnya areal hutan atau pertanian yang signifikan, meningkatnya asam akibat pembusukan vegetasi dalam air, terjadi instabilitas angkutan sedimen sepanjang alur sungai terutama di hilir.

b.   Pembangunan Sungai dengan Konsep Ekohidraulika
Konsep ekohidrolika merupakan konsep pembangunan sungai integratif yang berwawasan lingkungan. Dalam konsep ini, sungai didefinisikan sebagai suatu sistem keairan terbuka yang padanya terjadi interaksi antara faktor biotis dan abiotis yaitu flora dan fauna disatu sisi dan hidraulika air dan sedimen disisi yang lain, serta seluruh aktivitas manusia yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan sungai
Aktivitas yang dilakukan dengan konsep ini antara lain adalah restorasi sungai (river restoration), repitalisasi sungai (river revitalisation) atau renaturalisasi sungai (river renaturalisation). Maksud dari pembangunan sungai integratif dengan wawasan lingkungan tersebut adalah pembangunan sungai dengan memperhatikan faktor biotik (seluruh makhluk hidup-ekologi) dan abiotik (seluruh komponen fisik-hidraulik) yang ada di wilayah sungai. Beberapa aktivitas yang terkait dengan konsep ini antara lain :
a.      Aktivitas peningkatan retensi sungai dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya dengan menanami kembali bantaran-bantaran sungai yang dulunya sudah dibersihkan atau diratakan pada saat pelurusan sungai. Vegetasi di sepanjang sungai tersebut akan dapat menurunkan kecepatan air mengalir ke arah hilir sekaligus menghidupkan dinamika sungai serta deversifikasi kecepatan, kedalaman air, turbulensi aliran dll.

b.      Dalam rangka meningkatkan ruang retensi sepanjang alur sungai, sehingga dapat menurunkan banjir di hilir maka dilakukan peningkatan retensi bantaran sepanjang alur sungai dengan cara membuka lahan-lahan pinggir sungai yang secara geografis dapat dikembangkan menjadi kolam konservasi semi-ilmiah.

c.       Mengembalikan kondisi dinamik sungai dengan cara menanami daerah bantaran sungai yang hilang vegetasinya. Disamping itu juga dapat melakukan penggalian-penggalian sungai yang telah diluruskan dibuat berkelok-kelok lagi. Cara lain dengan membuat pulau-pulau buatan di tengah sungai. Dengan ini maka kecepatan aliran air akan berkurang, arus air akan terbendung secara tidak permanen. Muka air akan naik di bagian hulu dan di hilir turun serta timbul loncat air di beberapa tempat. Hal ini akan meningkatkan intensitas dinamik sungai. Cara yang lainnya adalah dengan membuat krib-krib sepanjang alur sungai yang sudah diluruskan secara berseling, sehingga terjadi proses perubahan dari alur lurus ke alur yang berkelok-kelok.

d.      Dengan menerapkan re-meandering, maka akan terbentuk struktur morfologi sungai yang dinamis yang padanya terdapat daerah erosi dan endapan, daerah dengan kecepatan tinggi, sedang dan rendah bahkan sangat rendah. Disamping itu juga terdapat daerah bantaran sungai yang lebar yang secara periodis dan dinamis mendapat suplai air dan nutrisi ekologis dari hulu. Dengan restorasi ini, maka didapat berbagai keuntungan antara lain :
1)      Alur sungai tidak teratur tersebut dapat meretensi aliran air, sehingga tendensi banjir di hilir bisa dikurangi.
2)      Menurunkan kecepatan aliran air, sehingga erosi di berbagai tempat di sungai ini bisa dihindari
3)      Flora dan fauna tumbuh kembali menuju komposisi flora dan fauna alamiah semula.

e.    Pembukaan lagi sungai-sungai lama yang telah ditutup untuk menambah kemampuan retensi air pada waktu banjir, sekaligus untuk menghidupkan kembali ekosistem sungai lama yang telah mati, meningkatkan konservasi lain, menurunkan kecepatan air, mengurangi resiko banjir hilir dan meningkatkan kualitas ekosistem dan menghidupkan kembali sungai lama.

f.     Menstabilkan muka air tanah dengan cara memperbanyak ruang retensi alamiah di bagian hulu dan meningkatkan resapan air hujan ke tanah dengan cara memperbanyak daerah tangkapan air hujan yang dilindungi.

g.    Metode bioengineering sebagai usaha untuk menggunakan komponen vegetasi (tanaman-tanaman dan di sepanjang bantaran sungai) untuk menanggulangi longsoran dan erosi tebing sungai dan kerusakan bantaran sungai lainnya. Metode yang murah dan mempunyai sustainibilitas yang tinggi.

h.   Konsep drainase ramah lingkungan dengan cara mengalirkan kelebihan air (air hujan) dengan cara meresapkan air ke dalam tanah, menyimpan dipermukaan tanah untuk menjaga kelembaban udara dan mengalirkan ke sungai secara proporsional sehingga tidak tidak menyebabkan tambahan beban banjir di sungai.

2.    Pengaturan Sungai
a.    Pengaturan Saluran
Pengaturan saluran dimaksudkan agar dimensi (ukuran saluran) pada sungai diformulasikan sesuai dengan bentuk rancangan yang diperlukan untuk tujuan tertentu. Jadi lebar dan kedalaman saluran pada sungai diatur sedemikian rupa supaya profil tertentu tersebut dapat dipertahankan sepanjang tahun, lazim disebut “normalisasi sungai”. Maksud dan tujuan normalisasi adalah untuk keperluan navigasi, melindungi tebing sungai karena erosi (kikisan), atau untuk memperluas profil sungai guna menampung banjir – banjir yang terjadi.Pekerjaan untuk normalisasi untuk sungai antara lain menggunakan mesin pengurukan (dredgingmachine), pemasangan krib (groynes), pemasangan tanggul kanan kiri sungai (levee), pemasangan pelindung tebing (revetment), pemasangan ambang terendam (submerged sill) dan lain – lain.

b.   Pengaturan Debit
Curah hujan sepanjang tahun selalu berubah – ubah tergantung pada musim, hal ini mempengaruhi banyaknya air yang mengalir disungai. Maka kondisi ini akan menyulitkan pengaturan debit bagi keperluan navigasi, irigasi, tenaga air dan lain – lain. Maka untuk itu sungai – sungai yang fluktuasi debit sungai besar yaitu perbandingan debit maksimum dan minimum cukup besar, maka debit sungai perlu diatur. Pengaturan dilakukan dengan cara membangun bendungan besar, sehingga air ditampung dalam suatu waduk (reservoir) tahunan sedangkan debit sungai melalui outlet structure(bangunan pengeluaran) dapat diatur sepanjang tahun. Maka perlu dipasang peralatan debit hydrograph pada sungai disebelah hilir (downstream) waduk.

c.       Pengaturan Muka Air Sungai
Pengaturan muka air sungai ini dimaksudkan untuk meninggikan muka air sungai dengan membangun sebuah ambang pada palung sungai yang berupa “Bendung” (Weir) dan air yang dialirkan melalui saluran buatan.

B.  Pemanfaatan Air Sungai
            Keberadaan sungai dan kehidupan manusia, tak bisa dipisahkan sampai kapan pun. Demikian juga dengan kehidupan hewan dan mahluk lain, semua tergantung dengan sungai. Beberapa pemanfaatan air sungai adalah sebagai beikut :
1.    Sumber Air Bersih
Salah satu manfaat sungai untuk kebutuhan manusia adalah sebagai sumber cadangan air bersih bagi manusia, terutama masyarakat perkotaan. Sejak dahulu manfaat sungai bagi manusia antara lain untuk keperluan minum, makan, mandi, cuci dan berbagai kebutuhan dasar lainnya. Sekarang pun manusia modern masih memakai air sungai untuk keperluan mencuci dan mandi, namun harus diproses / disterilisasi dahulu sebelum dikonsumsi.
Insititusi yang bergerak dibidang pengolahan air bersih namanya PDAM, perusahaan ini milik pemerintah. Sebagian besar PDAM menggunakan air sungai sebagai sumber air bersihnya.
Sayangnya air sungai dibeberapa tempat, terutama di kota-kota besar, sudah tercemar. Akibatnya masyarakat kesulitan memanfaatkan air sungai. Sebaliknya, di desa yang masih memiliki air sungai jernih. Masyarakat masih menggunakan air sungai untuk berbagai keperluan.

2.    Pengairan dan irigasi
Fungsi sungai bagi sektor pertanian adalah sebagai sarana irigrasi bagi lahan pertanian seperti sawah, kebun, Dengan menggali tanah dan membuat saluran air, manusia menggunakan air sungai untuk mengairi sawah, kebun dan ladang.

3.    Sumber Energi Pembangkit Listrik
Aliran air sungai yang deras dapat digunakan sebagai sumber energi pembangkit listrik. Untuk skala besar, dibangun Pusat Listrik Tenaga Air atau PLTA.

4.    Budidaya Perikanan
Sudah lama sungai dijadikan media budidaya ikan oleh masyarakat yang hidup di pinggir sungai. Sungai menyediakan cadangan air tanpa pernah surut walaupun musim kemarau.
Sungai menjadi habitat sempurna bagi ikan-ikan tertentu, oleh karena itu masyarakat memanfaatkan air sungai untuk budidaya perikanan dengan membuat karamba.
Budidaya ikan dengan sistem karamba, keunggulannya lebih hemat dari segi modal dari pada di kolam. Selain itu juga dari segi biaya pakan lebih ringan, sebab ikan yang dikaramba bisa menyantap plankton dan biota lain yang terbawa arus air sungai.

C.           Perbaikan Lingkungan Sungai
Sungai yang mengalami penurunan akan fungsinya sebagai saluran air perlu dilakukan perbaikan baik pada sungai maupun linkungan sungai. Beberapa cara untuk memperbaiki lingkungan sungai adalah dengan membangun atau merehabilitasi bengunan-bangunan seperti :
1.      Membuat/Memperbaiki tanggul yang berada disekitar  sungai agar sungai tidak mengalami erosi/longsong yang dapat menyebabkan kerusakan pada lingkungan dan sungai itu sendiri
Jenis-jenis tanggul.
Berdasarkan fungsi dan dimensi tempat serta bahan yang dipakai dan kondisi topografi setempat tanggul dapat dibedakan sebagai berikut :
Ø Tanggul utama
Ø Tanggul skunder
Ø Tanggul terbuka
Ø Tanggul pemisah
Ø Tanggul melingkar
Ø Tanggul sirip
Ø Tanggul pengarah
Ø Tanggul keliling dan tanggul sekat
Ø Penyadap banjir
Ø Tanggul tepi dananu dan tanggul pasang
Ø Tanggul khusus
Ø Tanggul belakang.

2.      Perkuatan lereng (revetments) adalah bangunan yang ditempatkan pada permukaan suatu lereng guna melindungi suatu tebing aIm sungai atau permukaan lereng tanggul dan secara keseluruhan berperan meningkatkan stabilitas allur sungai atau tubuh tanggul yang dilindunginya. Telah terjadi pengembangan yang sangat lanjut terhadap konstruksi, salah satu bangunan persungaian yang sangat vital ini dan pada saat ini telah dimungkinkan memilih salah satu konstruksi, bahan dan cara pelaksanaan yang paling cocok disesuaikan dengan berbagai kondisi setempat. Walaupun demikian konstruksi perkuatn lereng secara terus menerus dikembangkan dan disempurnakan.

Klasifikasi dan Konstruksi Perkuatan Lereng
Klasifikasi perkuatan lereng berdasarkan lokasi, perkuatan lereng terdiri atas 3 jenis yaitu : perkuatan lereng tanggul (levee revetment), perkuatan tebing sungai (low water revetment) dan perkuatan lereng menerus (high water revetment).
a.         Perkuatan lereng tanggul
Dibangun pada permukaan lereng tanggul guna melindungi terhadap gerusan arus sungai dan konsdtruksi yang kuat perlu dibuat pada tanggul-tanggul yang sangat dekat dengan tebing alur sungai atau apabila diperkirakan terjadi pukulan air (water hammer).

b.         Perkuatan tebing sungai
Perkuatan semaeam ini diadakan pada tebing alur sungai, guna melindungi tebing tersebut terhadap gerusan arus sungai dan meneegah proses meander pada alur sungai. Selain itu harus diadakan pengamanan-pengamanan terhadap kemungkinan kerusakan terhadapbangunan semaeam ini, karena disaat terjadinya banjir bangunan tersebut akan tenggelam seluruhnya.

c.          Perkuatan lereng menerus
Perkuatan lereng menerus dibangun pada lereng tanggul dan tebing sungai seeara menerus (pada bagian sungai yang tidak ada bantarannya). Konstruksi perkuatan lereng dapat dikombinasi dengan : pelindung lereng, pondasi dan pelindung kaki, sambungan,konsolidasi, pelindung mercu.

3.      Pembuatan Bangunan Check Dam
Check dam adalah bangunan yang berfungsi menampung dan atau menahan sedimen dalam jangka waktu sementara atau tetap, dan harns tetap melewatkan aliran air baik melalui mercu maupun tubuh bangunan. Check dam juga digunakan untuk mengatur kemiringan dasar saluran drainase sehingga mencegah terjadinya penggerusan dasar yang membahayakan stabilitas saluran drainase.
Selain pembuatan atau pemeliharaan dan perbaikan bangunan diatas, masih banyak lagi bangunan-bangunan yang dapat dibangun guna meperbaiki lingkungan sungai.

D.       Perbaikan Alur Sungai Untuk Lalu Lintas
Sungai sebagai saluran air hujan sebagai sumber kehidupan manusia juga berfungsi sebagai sarana lalu lintas/transportasi. Dewasa ini fungsi sungai sebagai sarana lalu lintas mulai berkurang, untuk memulihkan fungsi sungai sebagai sarana lalu lintas maka harus dilakukan pekerjaan sebagai berikut :

1.      Pengerukan Sedimen Sungai
Berdasarkan PM no.52 Tahun 2012, Pekerjaan pengerukan dilakukan untuk:
a.       Membangun alur-pelayaran dan kolam pelabuhan sungai dan danau; dan
b.      Memelihara alur-pelayaran dan kolam pelabuhan sungai dan danau.
Pengerukan menurut Asosiasi Internasional Perusahaan Pengerukan adalah mengambil tanah atau material dari lokasi di dasar air, biasanya perairan dangkal seperti danausungaimuara ataupun laut dangkal, dan memindahkan atau membuangnya ke lokasi lain.
Untuk melakukan pengerukan biasanya digunakan kapal keruk yang memiliki alat-alat khusus sesuai dengan kondisi di areal yang akan dikeruk, seperti:
Ø Kondisi dasar air (berbatu, pasir, dll)
Ø Areal yang akan dikeruk (sungai, danau, muara, laut dangkal, dll.)
Ø Peraturan atau hal-hal yang diminta oleh pemerintah lokal ataupun oleh pihak yang meminta dilakukan pengerukan

2.      Pelurusan Sungai/Penyudetan
Sungai sebagsi sarana transportasi sebaiknya memiliki lintasan atau alur yang tidak terlalu panjang agar waktu yang ditempuh lebih cepat Tujuan dari pelurusan sungai ini adalah untuk mengurangi banjir lokal, meningkatkan kebersihan kawasan, memperpendek lintasan transportasi, kemudahan navigasi transportasi sungai dan pembangunan hydropower plan. Dengan beda tinggi yang sama dan panjang alur yang lebih pendek, akan menghasilkan slope yang lebih besar sehingga kecepatan aliran tinggi.
Indikasi dampak negatif dari pelurusan sungai ini adalah retensi tahanan aliran berkurang, peningkatan sedimentasi di daerah hilir, dan erosi di daerah hulu. Pemendekkan berdampak menurunkan tingkat peresapan (waktu untuk meresap ke dalam tanah) yang mengakibatkan banjir di hilir dan kekeringan (saat musim kemarau), sehingga konservasi air di hulu rendah.

E.       Exploitasi dan Pemeliharaan Sungai
1.      Ekxploitasi
Ekxploitasi yang berarti politik pemanfaatan yang secara sewenang-wenang atau terlalu berlebihan terhadap sesuatu subyek eksploitasi hanya untuk kepentingan ekonomi semata-mata tanpa mempertimbangan rasa kepatutankeadilanserta kompensasi kesejahteraan. Jadi Eksploitasi sungai adalah pemanfaatan sungai secara sewenang-wenang hanya kepentingan ekonomi semata. Eksploitasi sungai secara berlebihan masih sering terjadi. Sebagai dampaknya, kondisi tercemarnya aliran sungai pun tidak dapat dihindari yang kemudian tentu membawa dampak buruk bagi kehidupan manusia. Sesuai  dengan kenyataan  yang ada, sungai  Indonesia  semakin tercemar  oleh  berbagai  bahan pencemar. Dan umumnya, bahan  pencemaran  tersebut dapat  masuk ke sungai disebabkan  oleh  perilaku manusia.
Dulu, sungai memang dianggap sebagai sarana pembuangan sehingga mindset itu membuat sungai dijadikan tempat pembuangan limbah organik maupun anorganik oleh manusia. Bahkan seiring dengan meningkatnya sektor industri, kini sungai pun harus rela diakrabi limbah berbahan kimia yang tentu bisa merusak ekosistem sungai itu sendiri.
a.    Penyebab Pencemaran Sungai
Dari segi bentuk, terdapat dua jenis muatan atau bahan yang menyebabkan pencemaran:
Ø Benda padat, berupa sampah-sampah padat dari kertas, plastik, dan material lainnya.
Ø Cairan, yang akan langsung bersatu dengan aliran air yang dicemari.
Sedangkan dari tempat asalnya, limbah penyebab pencemaran air dibagi menjadi berbagai macam, antara lain:
Ø Limbah rumah tangga. Limbah sampah (baik padat maupun cair) seperti: bungkus makanan, air sabun,
Ø air bekas cucian yang mengandung zat kimia, dan sebagainya.Limbah industri. Limbah pencemar yang berasal dari aktivitas industri. Sebagaimana kita ketahui, negara ini dipenuhi dengan ratusan ribu industri penghasil limbah. Pabrik-pabrik yang beroperasi di banyak tempat seringkali tidak memperhatikan kesehatan lingkungan di sekitarnya. Sisa produksi yang bermuatan zat kimia adalah pencemar air sungai nomor satu, di samping limbah padat lainnya yang jenisnya sangat beragam.
Ø Limbah pertanian. Penggunaan bahan kimia dalam kegiatan pertanian adalah sumber utama yang bisa mencemari perairan meskipun tidak separah apa yang dihasilkan oleh limbah industri.
Ø Selain ketiga penghasil utama limbah pencemar air di atas, masih ada satu lagi sumber limbah yang ada hanya di sejumlah daerah, yaitu berasal dari aktivitas pertambangan.

b.      Dampak Pencemaran Sungai
Air yang tercemar tentu membawa dampak pada kerugian bagi makhluk hidup, mengingat kedudukan air sebagai salah satu elemen terpenting dari kehidupan. Berikut adalah beberpa dampak pencemaran sungai :
Ø Tumbuhnya mikroorganisme berbahaya yang berasal dari pembusukan sampah. Bila sampai masuk ke dalam tubuh, mikroorganisme ini akan menimbulkan bahaya, yaitu penyakit.
Ø Air yang beracun, sehingga berbahaya bila dikonsumsi untuk di daur ulang. Racun ini bisa berasal dari limbah kimiawi dari rumah tangga, industri, pestisida dari kegiatan pertanian, dll
Ø Kesulitan untuk memperoleh air bersih untuk kebutuhan sehari-hari
Ø Terganggunya keseimbangan ekosistem di dalam air yang bisa berdampak bagi kehidupan manusia, contoh: berkurangnya populasi ikan di sungai atau laut.

2.      Pemeliharaan Sungai
Sungai adalah salah satu sumber air yang paling pokok, kapasitas tampung semakin menyusut. l Air makin hari makin dibutuhkan oleh masyarakat, kuantitas dan kualitas. Air dirasakan makin sulit didapat, biarpun secara global jumlah air relatif sama. Upaya pengendalian dan perlindungan sungai sudah dimulai cukup lama dilakukan, namun belum seimbang dengan kebutuhannya.
a.    Pemeliharaan Sungai dan Bangunannya
1)      Prinsip Pemeliharaan Sungai
Sungai yang sudah memerlukan Pemeliharaan adalah :
Ø Sungai yang sudah berfungsi sebagai sumberdaya air yang berfungsi sosial, ekonomi dan lingkungan.
Ø Sungai yang telah menimbulkan masalah banjir, perlu upaya dan usaha pengamatan.

2)   Jenis Pemeliharaan :
Ø Pemeliharaan Prefentif
·         Pemeliharaan Rutin
·         Pemeliharaan Berkala
·         Perbaikan
Ø Pemeliharaan Korektif
·         Pemeliharaan Khusus
·         Rehabilitasi Bangunan Sungai
·         Rektifikasi Bangunan Sungai
Ø Pemeliharaan Darurat
·         Perbaikan Kecil

3)      Pengendalian Sungai
Ø Ancaman bahaya yang berasal dari sistem sungai akibat dari kekuatan alam antara lain : banjir, banjir lahar, erosi dan atau pendangkalan pada dasar palung sungai serta erosi tebing palung sungai yang mempengaruhi morfologi sungai atau gerusan lokal pada bangunan-bangunan sungai.

Ø Ancaman bahaya yang berasal dari sistem sungai akibat dari ulah manusia, antara lain : Penambangan secara berlebihan bahan galian golongan C, kegiatan transportasi air di palung sungai atau di daerah manfaat sungai, yang pada sungai aluvial akan mengganggu.

Ø Ancaman bahaya yang berasal dari kombinasi kekuatan alam dan ulah manusia, akan berdampak jauh lebih parah.


3.      Pelaksanaan Pemeliharaan Sungai
Ø Prinsip Pemeliharaan Sungai
ü Agar Fungsi SDA dipertahankan
ü Agar upaya pengamanan sungai berjalan baik

Ø Cakupan Pemeliharaan Sungai
ü  Pemeliharaan terhadap komponen Sumber Daya Alam
ü  Pemeliharaan terhadap komponen Sumber Daya Buatan

Ø Kegiatan Pemeliharaan Sungai
ü Pemeliharaan Sungai secara non fisik

ü Pemeliharaan Sungai secara fisik

1 comment:

  1. Petrofer Oil sangat memahami tuntutan konsumen dimana konsumen membutuhkan pelumas yang berkualitas namun dengan harga yang terjangkau, karena itu Petrofer Oil sangat diterima oleh konsumen.

    Produk Petrofer Oil tersedia untuk semua kebutuhan industri seperti :

    Metal working fluid, Metal forming lubricants, Die casting, Forging, Hidrolik oil, Slide way, Gear oil, Cutting oil, Quenching oil dan berbagai jenis chemicals.

    Anda dapat menemukan informasi terbaru mengenai kami pada halaman ini. Perusahaan kami terus berkembang dan berevolusi. Kami menyediakan beragam layanan. Misi kami adalah menyediakan solusi terbaik yang dapat membantu semua orang.

    PETROFER OIL & CHEMICAL



    AFTER MARKETING
    TOMMY.K
    KONTAK
    (081310849918)

    ReplyDelete